Yajuj & Majuj Bagian 2 (Zulkarnain) - IKRAMNI TV

Salah satu keunikan catatan al Qur'an adalah tokoh utama dalam Surat al-Kahfi (Gua) yang bernama Dzulkarnain. Ia membangun Pintu Besi. Ia juga memiliki kekuasaan dan kekuatan yang sangat besar, tetapi bersifat adil dan saleh. Membebaskan penduduk setempat dari kemungkinan serangan suku-suku asing, yang bahasanya sulit dimengerti. Menjelajah dunia ke Barat, kemudian ke Timur dan terakhir ke arah Utara. Tetapi siapakah Dzulkarnain?

“Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu cerita tantangnya". Sesungguhnya kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu,” (QS. Al Kahfi : 83 – 84)

Siapakah sebenarnya Dzulkarnain, utk mengetahui lebih jauh saksikan Yajuj dan Majuj Bagian 2 (Dzulkarnain) di IKRAMNI TV.

Onion Story Episode 12: Onion vs Monkey


suatu hari, moco sedang  ke rumah pacarnya.... saat sampai mici  setelah itu moco diajak masuk 

mici: tunggu bentar ya moco! 
moco: oke.... (moco sedang menuggu) 

tiba2 si onion datang 
onion: assalamualaikum 
mici: waalaikumusallam, masuk aja onion 

tiba2 onion ketemu sama moco 
moco: hi onion 
onion: hi juga moco 
moco: kamu ngapain ke sini? 
onion: lho ini kan rumah pacarku! 
moco: he?  kamu bercanda kan? 
onion: nggak, aku serius kok 
moco: heh, mici itu pacarku tauk 
onion:  ergh... pokoknya aku itu pacarnya mici!!!
moco:  rasakan ini 
onion:  aw.... KAMUUU!!!  rasakan juga ini 

tiba mici datang..... 
mici: lho  kok pada berantem? kenapa? 
moco: mici, kamu selingkuh ya sama onion? 
mici: iya, tapi maafin aku ya moco 
moco: oke  tapi aku boleh cium kamu ya!! 
onion: woi, aku juga mau dong 

gak taunya onion dan moco berciuman ..... akhirnya mereka saling mencintai  dan hidup bahagia selamanya

THE END

kalo lucu dan bagus ane minta   ya gan
kalo gak suka  juga oke, hehe

sekian... maap cerita ini hanya utk menghibur, don't try this @ home ^_^

42 Hal yang Tidak diketahui Anak Tentang Ayahnya


42 Hal yang Tidak diketahui Anak Tentang Ayahnya

1. Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun - dan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya.

2. Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil, tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.

3. Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.

4. Ayah selalu tepat janji! Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman, meskipun ajakanmu untuk pergi sebenarnya lebih menyenangkan.

5. Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan teman-teman mereka.karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil mereka.

6. Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil (mengandungmu) , tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi.

7. Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti berenang di air setelah ia melepaskanya.

8. Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kamu mencarinya.

9. Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata teman-temanmu dia tampak baik dan menyayangi.

10. Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup

11. Ayah benar-benar senang membantu seseorang...tapi ia sukar meminta bantuan.

12. Ayah di dapur. Membuat memasak seperti penjelajahan ilmiah. Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan rumit itu. Dan hasilnya?... .mmmmhhh..."tidak terlalu mengecewakan" ^_~

13. Ayah mungkin tidak pernah menyentuh sapu ketika masih muda, tapi ia bisa belajar dengan cepat.

14. Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatmu senang tapi tidak takut.

15. Ayah akan sangat senang membelikanmu makanan selepas ia pulang kerja, walaupun dia tak dapat sedikitpun bagian dari makanan itu

16. Ayah selalu berdoa agar kita menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat, walaupun kita jarang bahkan jarang sekali mendoakannya

17. Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu dibahunya, ketika pawai lewat.

18. Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya.

19. Ayah menganggap orang itu harus berdiri sendiri, jadi dia tidak mau memberitahumu apa yang harus kamu lakukan, tapi ia akan menyatakan rasa tidak setujunya.

20. Ayah percaya orang harus tepat waktu. karena itu dia selalu lebih awal menunggumu.

22. Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang kamu butuhkan.....
23. Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin bicara...

24. Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar spp mu tiap semester, meskipun kamu tidak pernah membantunya menghitung berapa banyak kerutan di dahinya....

25. Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya disekeliling beban itu....

26. Ayah akan berkata ,, tanyakan saja pada ibumu" Ketika ia ingin berkata ,,tidak"

27. Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin

28. Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya kepergok menghisap rokok dikamar mandi.

29. Ayah mengatakan ,, tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan"

30. Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan sesuatu hal yang baik persis seperti caranya....

31. Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri....

32. Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi merantau meningalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak akan pernah bisa melepaskannya.

33. Ayah tidak suka meneteskan air mata .... ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama kalinya,dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya (ssst..tapi sekali lagi ini bukan menangis)

34. ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa takutmu...ketika kau mimpi akan dibunuh monster...

35. tapi.....ternyata dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar selama hampir satu bulan.

36. Ayah pernah berkata :" kalau kau ingin mendapatkan pedang yang tajam dan berkwalitas tinggi, janganlah mencarinya dipasar apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai besinya. begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu, jika kau ingin mendaptkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada Yang Menciptakannya"

37. Untuk masa depan anak lelakinya Ayah berpesan: ,, jadilah lebih kuat dan tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang lebih baik dari ibumu , berikan yang lebih baik untuk menantu dan cucu-cucuku, daripada apa yang yang telah ku beri padamu"

38. Dan Untuk masa depan anak gadisnya ayah berpesan :" jangan cengeng meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak! laki-laki yang lebih bisa melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kau gantikan posisi Ayah di hatimu"

39. Ayah bersikeras, bahwa anak-anakmu kelak harus bersikap lebih baik daripada kamu dulu....

40. Ayah bisa membuatmu percaya diri... karena ia percaya padamu...

41. Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba melakukan yang terbaik....

42. Dan terpenting adalah... Ayah tidak pernah menghalangimu untuk mencintai Tuhan, bahkan dia akan membentangkan seribu jalan agar kau dapat menggapai cintaNya, karena diapun mencintaimu karena cintaNya.

Sumber:
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10726157

10 Sifat Kepribadian yang Sangat Penting


1. Ketulusan
Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi.

Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura-pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.

2. Rendah Hati
Beda dgn rendah diri yg merupakan kelemahan, kerendahhatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder.

3. Kesetiaan
Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yg setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.

4. Bersikap Positif
Orang yang bersikap positif selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan drpd keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dsb.

5. Keceriaan
Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.

6. Bertanggung Jawab
Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan.

Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.

7. Kepercayaan Diri
Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.

8. Kebesaran Jiwa
Kebesaran jiwa dapat dilihat dr kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa-masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.

9. Easy Going
Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.

10. Empaty
Empati adalah sifat yg sangat mengagumkan. Orang yg berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.

Sumber:
http://julidf.wordpress.com/2009/06/15/10-sifat-kepribadian/

Jilbab Syar'i, Jangan Takut Dicap Fanatik

Oleh Maya Retno Ayu Setyautami

Potret 1:
Dalam acara kumpul keluarga besar, di malam hari menjelang tidur, Ney tetap mengenakan jilbabnya, bahkan tetap berpakaian rapi tanpa mengurangi apapun yang melekat pada dirinya. Di sisi lain, saudara-saudaranya, tantenya, budenya, atau kakak adiknya yang juga memakai jilbab telah membuka jilbabnya dan memakai pakaian siap tidur.

“Kenapa pas mau tidur jilbabnya nggak dibuka, kan disini saudara semua?”
Saudara, tapi kan belum tentu mahram.

Atau pertanyaan lain “Nak, kamu kenapa tetap pakai kaos kaki sih kalau di rumah saudara?”

Hmmm ...
“Hati-hati jangan terlalu fanatik belajar agamanya Mbak”

Potret 2:
Setiap ada tamu mendadak di rumah, atau ketika Ibu meminta bantuan beli sesuatu di warung, maka Ney selalu butuh waktu sejenak, untuk memakai rok panjang, jaket, kerudung kaos, dan kaos kaki. Seperti berlebihan, karena biasanya Ibu hanya menyambar jilbab ketika ke warung, atau bahkan lupa memakai jilbab ketika menyapu di halaman rumah.

Perkataan Ney ke Ibunya, “Bu, kalau ke depan rumah dipakai jilbabnya.”
“Kan ke depan aja, ga ada siapa-siapa kok.”
“Itu Bu, ada tetangga yang Bapak-bapak.”
“Ah, ga apa-apa itu mah. Beliau juga ga akan ngapa-ngapan.”

Sesekali Ibu Ney yang balik bertanya ketika Ney bersiap merapikan seluruh pakaiannya sebelum pergi, “Ke warung aja ngapain pake kaos kaki sih?”
“Kaki kan juga aurat Bu.”
“Aiih, warung kan deket, yang liat juga ga banyak”

Potret 3:
Saat acara pernikahan saudara, Ney mendapat peran sebagai penerima tamu. Seperti orang-orang lain yang bertugas, Ney juga dibantu oleh seorang perias dalam mengenakan pakaian dan jilbabnya. Berbagai assesoris disiapkan, agar jilbab yang dikenakan tetap terlihat modis dan baju yang dikenakan pun terlihat hiasannya.

“Tante, ini jilbabya saya pakai sendiri ya, nanti tante yang hias bagian atasnya saja,”
pinta Ney sebelum tante perias memakaikan jilbab yang pastinya akan tercekik di bagian leher.
“Oh silahkan mba.. Eh ini kenapa dilapisin jilbabnya?”

“Ini kan tipis jilbabnya tante, saya pakainya panjang menutup dada.”
“Oh, kalau sampai menutup dada sayang nanti hiasan di baju bagian atasnya ga kelihatan”
“Gak papa tante, saya biasa pakai begini...”

Tante perias jilbab pun masih berusaha merapikan jilbab yang telah dikenakan Ney seperti biasa tanpa hiasan. Beruntung Ney telah mempersiapkan jilbab lapis sendiri, jilbab lain untuk hiasan dan perlengkapan lainnya sehingga tante perias tidak banyak protes saat Ney meminta jilbabnya tetap terulur hingga ke dada.

Masih banyak potret-potret yang lainnya yang kadang memiliki berbagai pandangan dari orang-orang sekitar. Ketika seorang muslimah yang berhijab ingin sempurna menutup auratnya, ingin menyeluruh menjalankan ajaran agamanya, tetapi justru dianggap fanatik. Hal tersebut terjadi karena pemahaman setiap orang atas ajaran agama ini belum menyeluruh, sehingga pola pikir yang ditimbulkan pun berbeda.

Padahal setiap aturan islam terangkum jelas, baik dalam Al-Qur’an maupuh hadis. Selain itu buku-buku Islam yang membahas aturan islam secara spesifik pun mudah didapatkan di toko-toko buku. Namun sayangnya, berbagai pengetahuan itu kalah populer dengan perkembangan mode dan budaya yang ada saat ini, sehingga masyarakat melihat yang benar adalah yang kebanyakan terlihat di masyarakat, dan yang sedikit itu masuk dalam kategori fanatik atau berlebihan dalam menjalankan ajaran agama.

Fanatik lebih dekat konotasinya dengan hal yang negatif, sedangkan kaafah atau menyeluruh diperintahkan oleh Allah melalui Al-Qur’an yang pasti bermakna positif.

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara menyeluruh," (QS. Al-Baqarah: 208).

Pada awal masa peredarannya di Indonesia, jilbab benar-benar berfungsi sebagai penutup aurat. Bentuknya sederhana dan penggunanya pun masih sedikit karena pada masa itu pelarangan jilbab masih terjadi di Indonesia. Jika kita tengok pada masa itu, maka jilbab yang banyak dikenakan adalah jilbab yang sesuai syariat, menutup dada, tidak transparan karena kainnya tebal, dan tidak beragam bentuknya.

Jilbab pada masa itu bukan ada karena perkembangan trend dalam berbusana, tapi jilbab pada masa itu adalah simbol perjuangan. Setelah jilbab dibebaskan penggunaannya, muslimah yang berjilbab pun semakin bertambah jumlahnya. Tak ada lagi kekhawatiran mereka tentang diskriminasi yang ada, karena jilbab telah diterima dengan baik.

Hal tersebut memberi peluang berbagai pihak untuk menggunakan kreatifitasnya, sehingga model jilbab pun semakin banyak. Saat ini berbagai model hadir untuk memenuhi kebutuhan muslimah tetapi sayangnya tidak semua trend jilbab yang ada sesuai dengan syariat Islam. Selain itu, banyak juga jilbab yang hanya digunakan sebagai busana sehingga hanya dikenakan saat berpergian jauh, saat acara-acara penting, atau saat pengajian.

Sementara saat di rumah, ke warung, atau mengantar anak ke sekolah, dengan santainya tak memakai penutup aurat itu. Seakan jilbab mengalami pergeseran makna, dari kewajiban sebagai penutup aurat menjadi busana agar terlihat semakin menarik. Setelah trend jilbab gaul marak, maka jilbab-jilbab syar’i yang cenderung lebih konservatif pun dianggap moderat. Jilbab panjang cenderung dianggap tidak modis dan identik dengan fanatisme.

Pertama, sebenarnya simpel, bahwa tujuan menutup aurat adalah menghindari terlihatnya bagian tubuh secara langsung ataupun tidak langsung. Maka, menutup aurat dengan jilbab adalah dengan kain yang tidak transparan, kain yang menutup hingga ke dada, dan tentunya tidak ketat agar tak terlihat bentuk tubuhnya. Simpel, tapi terkadang yang sesimpel itu belum terinternalisasi pada seluruh muslimah.

Kedua, Esensi menutup aurat adalah menutupnya dari orang-orang yang tidak termasuk dalam mahram. Tidak semua saudara laki-laki dalam keluarga besar termasuk mahram, misalnya ipar atau saudara sepupu. Orang-orang yang termasuk mahram tercantum dalam Qur’an Surat An-Nur:31. Jadi kepada orang-orang selain mahram tersebut, kita sebagai muslimah wajib menutup aurat.

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung," (QS. An-Nur:31).

Ketiga, tentang jilbab adalah tentang kewajiban yang sudah tidak bisa ditawar, maka menjaganya adalah menjaga kehormatan dan izzah sebagai seorang muslimah. Maka, ketika persoalan jilbab harus disandingkan dengan persoalan lain seperti pekerjaan, penampilan, atau eksistensi diri, jilbab harus tetap menjadi perhatian utama. Bagaimanapun kondisinya, usahakan jilbab syar’i tetap melekat pada diri kita.

Saat ini, model jilbab yang syar’i tapi tetap modis juga telah banyak beredar sehingga tak perlu khawatir ketika harus tetap tampil syar’i saat acara-acara pernikahan atau acara penting lainnya. Bahkan ketika di luar negeri yang memiliki musim panas, jilbab syar’i tetap dipertahankan oleh muslimah yang ingin kaafah menjalankan ajaran agamanya.

“Jagalah Allah, niscaya dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatinya bersamamu,” (HR. Tirmidzi).

Di luar respon negatif seperti pada potret-potret sebelumnya, masih ada respon positif dari mereka yang jujur dengan ajaran agamaNya. Respon positif ini tak lepas dari benih-benih pemahaman yang telah ditanamkan sebelumnya.

Potret 4
Saat menjahit baju untuk sebuah acara pernikahan saudara, Ney tetap berusaha agar kebaya yang ia kenakan tidak seperti kebaya pada umumnya yang dibuat pas dengan ukuran tubuh. Maka ia sangat berpesan pada Ibu penjahit untuk melebarkan ukuran bajunya.
“Bu, ini jahitnya jangan ngepas badan ya, tolong dilebihkan di bagian pinggangnya.”, pinta Ney pada seorang penjahit yang sedang mengukur badannya.

“Ooh gitu ya Mba, tapi kalau kebaya kurang bagus kalau lebar,” jawab Ibu penjahit.
“Yang penting ga ngebentuk badan Bu, jadi dilebihin saja di sampingnya. Untuk panjang ke bawah dibuat sampai lutut juga Bu..." tutur Ney.

“Iya ini Bu, dia ga mau pakai baju yang ngepas-ngepas. Sukanya yang lebar," tambah Ibunda Ney.
“Iya, sih Bu, harusnya yang benar memang begitu kan. Dididik bagaimana sih Bu, ini anaknya bisa salihah begini ...”

Ya, penjahit itu jujur bahwa sejatinya pakaian yang sesuai syariat tidak ketat dan tidak memperlihatkan lekukan badan. Walau biasanya ia menjahit sesuai dengan ukuran badan yang pas agar terlihat cantik, tapi ia tetap mengakui bahwa di luar kecantikan itu ada hal yang lebih tinggi, aturan syariat agama.

Bukan, yang kita cari memang bukan respon atau tanggapan dari orang-orang sekitar kita. Karena pandangan manusia tak ada artinya dibandingkan pandangan Allah. Namun, tentunya menjadi tugas kita untuk mengajarkan kebaikan pada orang-orang di sekitar kita, agar pemahaman mereka tentang agama ini tidak setengah-setengah. Agar setiap muslimah di sekitar kita mengerti bagaimana cara menjaga auratnya dengan sempurna dan dapat menjaga izzahnya dimanapun mereka berada.

Muslimah salehah, jangan takut dianggap fanatik, jika kita yakin bahwa yang kita jalani adalah hal yang benar. Muslimah cerdas harus mengambil langkah yang tepat saat dianggap berlebihan dalam menjalani ajaran agama, bukan dengan meninggalkan prinsipnya atau bahkan merasa malu atau minder saat dianggap minoritas, tetapi siap menebarkan benih-benih pemahaman yang sebenarnya dengan cara yang tepat.

Ketika kita meyakini sesuatu hal, maka kita akan memegangnya dengan sunguh-sungguh dan pastikan saja hal yang kita pegang saat ini sesuai dengan dua pedoman utama agama kita, yaitu Al-Qur’an dan Hadis.

*** Penulis adalah Mahasiswi Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia. Saat ini sedang menjalankan amanah sebagai Ketua Bidang I SALAM UI.

Sumber:
http://www.eramuslim.com/akhwat/muslimah/maya-retno-ayu-setyautami-jilbab-syar-i-antara-fanatik-dan-kafah.htm

Mitos-mitos Mengenai Handphone (HP)



Banyak anggapan yang dipahami masyarakat yang salah mengenai ponsel. Coba pahami lebih jauh ponsel di tangan anda.

Sebagai benda elektronik, ponsel seringkali dianggap memiliki berbagai akibat. Karena digunakan secara masal, seringkali pengguna awam tidak memahami apa yang sebenarnya terjadi pada ponselnya, dan apa akibatnya yang mungkin bakal menimpa. Misalnya saja soal ponsel dapat memicu penyakit kanker. Padahal sampai saat ini masih terdapat beda pendapat diantara para ahli mengenal persoalan tersebut. Demikian juga pengertian. Nah, kita mencoba membedah beberapa mitos yang berkembang di masyarakat mengenai ponsel. Sekaligus menyajikan fakta agar kita dapat memahami dengan utuh ponsel di tangan.

Spoiler untuk Mitos seputar HP:

1.Mitos: Radiasi ponsel akan menyebabkan kanker
Fakta: Berdasarkan penelitian radiasi barang elektronik memang dapat memicu aktifitas menyimpan berkembang sel, sehingga menimbulkan kanker. Tapi sampai saat ini belum ada penelitian yang memaparkan secara pasti ambang batas radiasi elektromagnetik yang masih diperbolehkan. Beberapa penelitian memaparkan bahwa pengguna ponsel memang mempunyai resiko lebih tinggi terkena kanker dibanding orang yang tidak menggunakan ponsel sama sekali.


2.Mitos: Menggunakan SMS akan membuat ponsel lebih murah
Fakta: Dengan adanya SMS maka terdapat berbagai pilihan komunikasi, selain voice. Karena beranggapan lebih murah, maka penggunaan SMS menjadi sangat mubazir. Misalnya kita saling mengontak beberapa kali menggunakan SMS. Anggap saja sebuah SMS dapat menyampaikan maksimal 3 buah informasi. Tetapi kita seringkali menggunakan SMS untuk menyampaikan hanya sebuah informasi saja. Nah, komunikasi SMS pendek yang terus menerus (saling berbalas), pada akhirnya akan lebih mahal ketimbang menggunakan suara. Dalam banyak kasus, sejak adanya SMS, tagihan terhadap penggunaan voice tetap, sementara penggunaan SMS juga meningkat. Artinya, secara tidak langsung SMS bukan merupakan substitusi dari voice, tetapi hanya menjadi komplemen saja.


3.Mitos: Ponsel yang digunakan di POM bensin dapat menyebabkan ledakan
Fakta: Sampai saat ini belum ada peristiwa ledakan di pom bensin yang terjadi akibat penggunaan ponsel. Sebenarnya larangan penggunaan ponsel di pom bensin lebih pada kekhawatiran akan merusak ponsel atau perangkat penera bensin yang sebagian besar sudah berteknologi digital.


4.Mitos: Sinyal ponsel dapat mengganggu alat navigasi pesawat.
Fakta: Menurut penelitian para ahli, sinyal ponsel dapat merambat melalui jendela kemudian keluar sampai pada antena pesawat dan dapat mengganggu radar, alat navigasi, dan lain-lainnya. Tapi, sampai saat ini banyak pengguna yang masih berhalo-halo tanpa mengganggu perjalanan pesawat, selama ponselnya masih bisa menangkap sinyal. Indikasinya, larangan tersebut diberlakukan agar penumpang lebih memilih menggunakan lyanan telepon yang disediakan pada pesawat terbang.


5.Mitos: Ponsel internal antena sinyalnya lebih lemah
Fakta: Letak antena dari sebuah ponsel tidak mempunyai pengaruh yang besar (yang terasa) terhadap kuat lemahnya sinyal. Hal-hal yang mempengaruhi sinyal pada antena adalah karakteristik antena itu sendiri, daya yang dikonsumsi, area dimana ponsel berada, serta kondisi baterai sebagai penopang ponsel menangkap sinyal. Artinya, meskipun diletakkan tidak menonjol apabila kualitas sinyalnya bagus, maka daya tangkap ponsel juga akan bagus.


6.Mitos: Menggunakan handsfree mengurangi radiasi.
Fakta: Radiasi ponsel memang tersebar paling kuat diseputar antena ponsel. Jika demikian, penggunaan handsfree akan membuat posisi ponsel jauh dari kepala, sebab ponsel tidak dilekatkan ke telinga. Artinya kekuatan radiasi tidak berkurang hanya berpindah lokasi pancaran maksimal saja.


7.Mitos: Bila sering berponsel dengan kendaraan kecepatan tinggi baterainya cepat habis
Fakta: Berponsel di atas kendaraan yang berkecepatan tinggi, secara otomatis akan membuat kita sering berpindah BTS (handover). Nah, biasanya saat perpindahan itu ponsel memerlukan energi lebih untuk memantapkan sinyalnya. Apalagi jika sinyal di wilayah tersebut tidak bagus, maka ponsel akan bekerja esktra mendapatkan sinyal untuk komunikasi. Sebetulnya, kekuatan baterai ponsel lebih bergantung pada kondisi sinyal di wilayah itu ketimbang pada kecepatan kendaraan. Kecepatan kendaraan akan berpengaruh pada kondisi perpindahan antar BTS yang mengangi ponsel tersebut.


8.Mitos: Baterai Lithium lebih awet daripada Nicad dan NiMh
Fakta: Baterai Lithium mempunyai tegangan 3,6 volt pada terminalnya, berarti mempunyai kekuatan tiga kali baterai NiMh. Lithium juga memiliki dua kali lebih banyak cadangan dayanya untuk setiap gram-nya dibandingkan baterai NiCad. Jadi bisa dikatakan baterai Lithium lebih awet ketimbang dua jenis baterai lainnya.


9.Mitos: Menyalakan ponsel saat charging akan merusak baterai
Fakta: Jika kita menyalakan ponsel saat charging, akan lebih memperpendek umur baterai. Jika ponsel tetap aktif selama charging, maka daya baterai tidak akan pernah maksimal terpenuhi karena selama ponsel aktif konsumsi daya terus berkurang. Apabila kondisi ini terus menerus terjadi, charging akan semakin sering dilakukan sehingga umur baterai akan lebih cepat berakhir dibandingkan apabila kita charging saat ponsel mati.


10.Mitos: Semakin lama mencharge ponsel lebih tahan lama
Fakta: Pada dasarnya charger ponsel terbagi menjadi dua macam, yaitu charger ‘cepat’ yang dapat mencharge sekitar 2 jam atau kurang dan charger dengan arus listrik yang lebih kecil sehingga proses pengisian baterai lebih lama. Lama atau tidaknya proses charging bergantung juga pada jenis charger dan kondisi baterainya, belum tentu lama men-charge lama pula bertahan.


11.Mitos: Baterai ponsel punya lifetime
Fakta: Setiap baterai ponsel ada lifetime atau masa hidup yang berbeda-beda tergantung kualitas bahan baterai tersebut. Masing-masing baterai akan mencapai titik tertentu dimana baterai tidak akan dapat digunakan/diisi kembali. Umumnya lifetime baterai sekitar 400 – 500 kali charger. Seandainya baterai ponsel ini ingin lebih awet, sebaiknya diisi apabila memang benar-benar sudah membutuhkan energi tambahan.


12.Mitos: Berganti-ganti charger bisa merusak baterai
Fakta: Sebetulnya tergantung dari kualitas dan spesifikasi charger itu sendiri. Charger yang paling baik adalah bila mempunyai sensor temperatur dan tegangan baterai sebagaimana timer. Apabila ponsel menggunakan charger dengan kualitas yang tidak sesuai maka sudah tentu masa hidup baterai juga jadi akan lebih singkat karena proses serta waktu charging menjadi tidak menentu. 

Sumber:
http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=184087

Yajuj & Majuj Bagian 1 (Pembukaan) - IKRAMNI TV

Dalam film ini akan membedah dan menjelaskan tentang dunia YAKJUJ DAN MAKJUJ yang tidak pernah didokumentasikan sebelumnya. Seri ini mengandung informasi yang telah dikaji dengan secara mendalam, dan berharap dapat membantu penonton untuk lebih memahami akan dunia yang kita alami sekarang.

*Ya'juj dan Ma'juj (Arab يأجوج ومأجوج , Ibrani:גוג ומגוג, Inggris:Gog dan Magog) adalah sebutan kepada suatu bangsa yang muncul di akhir zaman, yang memiliki kekuatan sebagai perusak dan penghancur kehidupan di muka bumi.

Saksikan Yakjuj & Makjuj Bagian 1 hanya di IKRAMNI TV

Marawis Nurul Iman @Halal Bihalal RT 01 RW 17 - 10 Septmber 2011

Tunda Duniamu, Segerakan Akhiratmu


Oleh Abi Sabila

“Yah, aku boleh nanya nda?” tanya seorang anak pada ayahnya. Saat itu mereka baru saja sholat Ashar di mushola salah satu tempat wisata.

Sang Ayah tersenyum. Ada yang tak biasa dengan putrinya. “Kamu itu lho! Beli jajan nda pakai ijin Ayah dulu, giliran nanya pakai minta ijin segala. Mau tanya apa?”

“Tapi Ayah janji, nda boleh marah ya?” sang bocah berusaha mensejajarkan langkahnya.
“Insha Allah. Ayo, mau tanya apa?”

“Ayah kalau nolong orang suka pilih-pilih, ya?” tanya sang anak, ragu-ragu.
Sang ayah menghentikan langkahnya, terkejut. “Maksudnya?”

“Iya, suka mbeda-bedain!” jawab sang anak santai. “Buktinya tadi waktu ada ibu-ibu mau pinjam mukena, Ayah nyuruh aku sholat dulu, baru meminjamkan mukenaku.”

“Oh, itu!”
“Tadi siang, waktu aku antri di kamar mandi, Ayah minta aku ngalah, memberikan antrianku pada mbak-mbak yang pakai baju biru. Mentang-mentang dia lebih muda dan cantik ya, Yah?”

“Astaghfirulloh! Bukan begitu, anakku!”
“Lalu?”

“Begini. Ayah menyuruhmu mengalah saat antri di depan kamar mandi karena Ayah melihat orang itu sudah sangat kepayahan menahan sakit perutnya. Ayah tidak memperhatikan usia ataupun wajahnya, tapi Ayah bisa merasakan kecemasannya. Sejak datang, ia sudah memegangi perutnya. Ayah khawatir, jika kamu tidak memberikan antrianmu, dia tak bisa lagi menahan. Kalau itu sampai terjadi, apa kamu tega? Sementara kamu masih bisa menahan untuk berkemih.”

“Ibu-ibu yang di mushola? Apa tidak lebih baik jika aku meminjamkan mukena padanya dulu. Pahalaku kan jadi berlipat ganda!”

“Anakku, jika aku menyuruhmu sholat dulu baru meminjamkan mukenamu, sungguh bukan karena yang meminjam adalah seorang ibu-ibu. Bukan! Bukan itu. Ketahuilah, anakku. Sama-sama menolong, tapi untuk urusan dunia berbeda dengan urusan akhirat, atau ibadah. Untuk urusan dunia, kita dianjurkan mengutamakan kepentingan orang lain, kepentingan umum bahkan di atas kepentingan pribadi. Tapi untuk urusan ibadah, jika tidak bisa dilakukan bersama-sama, karena tidak membawa mukena seperti yang terjadi pada ibu tadi misalnya, tunaikan kewajiban sendiri dulu, baru orang lain.”

“Kok, begitu?”
“Begini, seumpama kamu diberi pilihan, siapakah yang akan memasuki pintu Surga pertama kali, apakah kamu akan memberikan kesempatan itu pada orang lain?”

“Tidak! Aku dulu.”
“Nah, begitulah gambarannya. Ini bukan akal-akalan Ayah, ini yang Rosululloh contohkan. Untuk urusan ibadah, jika tidak bisa bersama-sama, kita utamakan diri sendiri dulu. Bukan egois, bukan pula tidak peduli dengan orang lain, tapi agar kita selalu bersegera melakukan kebaikan ( ibadah ). Bisa dimengerti?”

Sang anak hanya mengangguk.
“Masih menuduh Ayah pilih-pilih?”
Sang anak hanya menggeleng, tersipu malu.

“Untuk urusan dunia, kau boleh menunda keperluanmu, tapi untuk urusan ibadah, jangan tunda waktumu!”

Sumber:
http://www.abisabila.com

Muslim Excellent : Antara Lisan dan Surga


Oleh Dea Tanyo Iskandar

“The best of the Muslims is he from whose hand and tongue the Muslims are safe.”

“Semua amal manusia” ujar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam, “akan diperiksa setiap hari Kamis dan Senin. Selanjutnya dosa orang yang tidak melakukan syirik akan diampuni, kecuali seseorang yang antara dirinya dengan saudaranya sedang ada permusuhan.
Maka dikatakanlah (kepada Malaikat):

“Tundalah ampunan untuk keduanya hingga keduanya berbaikan kembali! Tundalah ampunan untuk keduanya hingga keduanya berbaikan kembali!” (HR. Muslim)

Suatu ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam pernah ditanya oleh seorang sahabat, Abu Musa radhiallahu ‘anhu, “Wahai Rasulullah, siapakah Muslim yang paling utama?” lalu Jawab Nabi: “Muslim yang utama adalah muslim yang muslim lainnya terbebas dari lisan dan tangannya” (HR. Bukhairi Muslim)

Kedua hadist diatas hanyalah sebagian dari sekian banyak hadist yang menggambarkan betapa Islam tidak hanya memberi anjuran tentang hubungan transendental antara manusia dengan Tuhannya (habluminallah), melainkan juga membina hubungan horizontal yang baik antar manusia dengan manusia lainnya (habluminannas). Maka berderet kita saksikan berapa banyak kekata yang keluar dari lisan Rasul yang mulia tentang hal ini.

Beliau begitu mewanti-wanti umatnya agar senantiasa berprilaku terpuji sekaligus menjaga lisan dengan baik dalam membina hubungan antar sesama manusia. Sebagaimana yang pernah dikatakan Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam: “Jagalah diri kalian dari siksa neraka walau hanya dengan separuh butir kurma.

Barangsiapa tak menemukannya, maka bershadaqahlah dengan mengeluarkan ucapan yang baik.”Karena ucapan yang baik, kata Rasul, adalah shadaqah “Wal kalimatutuththoyyibatu shodaqoh”. (HR Bukhairi Muslim).

Terkait hal ini, ada yang menarik pada potongan surat Ali Imran ayat 159, tentang bagaimana menjaga hubungan dengan sesama. Pada ayat tersebut Allah Subhana wa ta’ala berfirman: “…sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu”. Dalam karya masterpiecenya-Riyadush Shalihin, Imam Nawawi meletakkan ayat ini sebagai pembuka salah satu sub-bab tentang ‘Hak-Hak Kaum Muslimin’. Lalu apa yang menarik?

Ayat tersebut ternyata senada dengan konsep psikologi kontemporer yang dibangun oleh Zig Ziglar, seorang pakar motivasi internasional. Menurut Ziglar, penulis buku best seller See You at The Top, bahwa orang lain tak peduli dengan seberapa banyak pengetahuan yang kita miliki, mereka lebih peduli pada seberapa banyak perhatian yang kita berikan untuk mereka.

Zig Ziglar benar. Bahwa rahasia untuk membuat orang menyukai kita adalah dengan memperlihatkan betapa kita menyukai dan memberi perhatian untuk mereka. Kita bersimpati sekaligus berkomunikasi dengan tulus melalui lisan dan hati kita. Persis dengan yang termaktub dalam surat Ali Imran : 159.

Sebuah analogi menarik terkait hal ini juga saya dapatkan dari buku The Magic of Talking, karya Leil Lowndes, bahwa tubuh kita menurut Lowndes, adalah umpama sebuah mesin penembak yang melesatkan sepuluh ribu peluru stimulus setiap detiknya, dan sangat memungkinkan beberapa tembakan meleset dan menghasilkan perasaan malu atau permusuhan tersembunyi. Sehingga kita perlu teknik untuk memastikan setiap tembakan mengarah dengan benar ke jantung hati setiap subjek sasaran kita.

Memang benar, ada masa-masa dimana membina hubungan dengan orang lain tak semudah membolak-balikan telapak tangan. Banyak benturan atau goresan yang mencederai perjalanannya.

Namun alih-alih menjadi sebuah masalah, seorang muslim yang baik, melihat hal itu sebagai sebuah tantangan. Atau bahkan sebuah karunia. Karunia untuk belajar kesabaran sekaligus karunia untuk memantapkan keimanan.

Maka seorang muslim yang benar sadar betul, bahwa “lisan” adalah aset muslim yang paling penting dalam menyulam benang-benang habluminannas. Aset itulah yang kemudian akan membawa manusia menuju satu diantara dua kemungkinan: menghirup indahnya Jannah, atau sebaliknya menanggung perihnya neraka.
Sebagaimana termaktub dalam sebuah hadist:


Dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu, bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Sungguh adakalanya sesorang berkata-kata yang Allah ridhai, yang tidak ia hiraukan sebelumnya (apakah baik atau tidak) sehingga Allah pun meninggikan derajatnya.


Sungguh adakalnya seseorang mengeluarkan kata-kata yang Allah murkai, yang tidak ia hiraukan sebelumnya (apakah baik atau tidak), sehingga Allah pun memasukkannya ke neraka Jahannam”. Maka “barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir” ujar Nabi dalam kesempatan lain, ”hendaklah berkata yang baik atau diam”. (HR. Bukhairi Muslim)

Oleh karena itu bagi seorang muslim berkata-berkata bukan hanya perkara bicara semata, tapi juga bagaimana menjaga agar kata-kata yang keluar adalah kata-kata yang memberi kebermanfaatan sekaligus keselamatan.

Menjaga lisan memang tak mudah. Maka hadiah yang menanti bagi para penjaga lisan juga tak sederhana. Allah, melalui janji Rasul-Nya, akan membalasnya dengan jaminan pahala akhirat: surga.
“Barangsiapa yang mampu menjaga apa yang ada diantara kedua rahangnya (lisan) serta apa yang ada diantara kedua kakinya (kemaluannya) dengan baik, aku jamin baginya surga”. (HR. Bukhairi Muslim)

Ya Allah, jadikan kami golongan hamba-Mu yang senantiasa bertutur kata yang baik, kemudian Engkau jadikan kami buah tutur yang baik pula bagi generasi penerus kami. Agar Kau jadikan kami sebaik-baik muslim. Agar Kau jadikan kami bagian dari golongan yang memeroleh rahmat, ampunan dan surga-Mu. Amin.

Sumber:
http://www.eramuslim.com/oase-iman/dea-tanyo-iskandar-muslim-excellent-1-antara-lisan-dan-surga.htm

10 Binatang Yang Masuk Surga

Imam Muqatil berkata: Dari bangsa hewan juga ada yang masuk surga, jumlahnya ada 10 (sepuluh), yaitu:

1.Untanya Nabi Saleh
Mereka menambah lagi, “Coba kamu keluarkan seekor unta dari batu besar itu,” kata mereka sambil menunjuk ke arah sebuah batu besar sambil tersenyum sinis. Mereka juga telah menerangkan sifat-sifat unta yang dikehendaki.

Kaum Tsamud cukup yakin bahawa Nabi Saleh tidak mampu memenuhi permintaan mereka itu. Sebaliknya Nabi Saleh menjawab dengan tenang.

“Baiklah, sekiranya aku dapat memenuhi permintaan kamu itu, adakah kamu akan beriman kepada Allah dan menerima ajaranku? Adakah kamu akan mengaku bahawa aku adalah utusan Allah?”

“Baiklah, kami akan beriman kepada Allah dan akan menerima segala ajaran kamu,” jawab mereka.
Setelah satu persetujuan dimeterai, maka Nabi Saleh telah menunaikan solat. Baginda memohon kepada Allah agar mengkabulkan permintaannya seperti yang dituntut oleh kaum Tsamud. Baginda juga berdoa semoga kaum itu akan kembali ke jalan yang benar selepas melihat bukti tersebut.

Allah Maha Berkuasa. Dengan sekelip mata sahaja Allah telah mengkabulkan doa Nabi Saleh. Batu besar tadi telah merekah dan terbelah. Lalu keluarlah seekor unta betina yang besar. Unta itu mempunyai semua sifat yang disebutkan oleh kaum Tsamud.

Maka, tercenganglah semua kaum Tsamud yang melihat kejadian itu. Sebahagian daripada mereka mula mengakui kenabian Nabi Saleh. Salah seorang daripada mereka ialah seorang pemimpin kaum Tsamud yang bernama Junda bin Amru. Akan tetapi, sebahagian yang lain masih enggan beriman. Mereka tetap degil dan sombong.

2.Anak Sapinya Nabi Ibrahim
“Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: “Salaama”. Ibrahim menjawab: “Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal.” Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: “Silahkan anda makan.” (Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata: “Janganlah kamu takut”, dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).” (QS. Adz Dzariyat: 24-30)

3.Kambing Gibasnya Nabi Ismail
….Nabi Ibrahim yang dikatakan memiliki kekuatan 40 kali manusia biasa, dengan pisau yang tajam, maka menyembelih anaknya (Ismail) dan Allah melihat kepatuhan Ibrahim, maka Allah mengirimkan malaikat Jibril untuk menggantikan posisi Ismail dengan kambing gibasy yang gemuk, dengan sekejab saja, ternyata yang putus kepalanya adalah kepala kambing gibasy itu dan Ismailpun diselamatkan oleh Malaikat Jibril atas perintah Allah SWT. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillaahi Hamd. Dari peristiwa itu telah menjadi syari’at ummat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam untuk melaksanakan ibadah qurban…







4.Sapinya Nabi Musa

…Tatkala Nabi Musa menyampaikan cara yg diwahyukan oleh Allah itu kpd kaumnya ia ditertawakan dan diejek krn akal mereka tidak dapat menerima bhw hal yg sedemikian itu boleh terjadi. Mereka lupa bhw Allah telah berkali-kali menunjukkan kekuasaan-Nya melalui mukjizat yg diberikan kpd Musa yg kadang kala bahkan lebih hebat dan lebih sukar utk diterima oleh akal manusia berbanding mukjizat yg mereka hadapi dlm peristiwa pembunuhan pewaris itu.

Berkata mereka kpd Musa secara mengejek: “Apakah dgn cara yg engkau usulkan itu, engkau bermaksud hendak menjadikan kami bahan ejekan dan tertawaan org? Akan tetapi kalau memang cara yg engkau usulkan itu adalah wahyu, maka cubalah tanya kpd Tuhanmu, sapi betina atau jantankah yg harus kami sembelih? Dan apakah sifat-sifatnya serta warna kulitnya agar kami tidak dapat salah memilih sapi yg harus kami sembelih?”

Musa menjawab: “Menurut petunjuk Allah, yg harus disembelih itu ialah sapi betina berwarna kuning tua, belum pernah dipakai utk membajak tanah atau mengairi tanaman tidak cacat dan tidak pula ada belangnya.”
Kemudian dikirimkanlah org ke pelosok desa dan kampung-kampung mencari sapi yg dimaksudkan itu yg akhirnya diketemukannya pd seorg anak yatim piatu yg memiliki sapi itu sebagai satu-satunya harta peninggalan ayahnya serta menjadi satu-satunya sumber nafkah hidupnya. Ayah anak yatim itu adalah seorg fakir miskin yg soleh, ahli ibadah yg tekun yg pada saat mendekati waktu wafatnya, berdoalah kpd Allah memohon perlindungan bagi putera tunggalnya yg tidak dapat meninggalkan warisan apa-apa baginya selain seekor sapi itu. Maka berkat doa ayah yg soleh itu terjuallah sapi si anak yatim itu dgn harga yg berlipat ganda krn memenuhi syarat dan sifat-sifat yg diisyaratkan oleh Musa utk disembelih.

Setelah disembelih sapi yg dibeli dari anak yatim itu, diambillah lidahnya oleh Nabi Musa, lalu dipukulkannya pada tubuh mayat, yg seketika bangunlah ia hidup kembali dgn izin Allah, menceritakan kpd Nabi Musa dan para pengikutnya bagaimana ia telah dibunuh oleh saudara-saudara sepupunya sendiri.
Demikianlah mukjizat Allah yg kesekian kalinya diperlihatkan kpd Bani Israil yg keras kepala dan keras hati itu namun belum juga dapat menghilangkan sifat-sifat congkak dan membangkang mereka atau mengikis-habis bibit-bibit syirik dan kufur yg masih melekat pada dada dan hati mereka…

5.Ikan Yang Memakan Nabi Yunus
…Kemudian Nabi Yunus AS menaiki kapal yang dipenuhi penumpang dan muatan. Ketika mereka berada di tengah-tengah lautan maka kepal itu miring dan hampir tenggelam, dimana mereka harus mengambil salah satu keputusan antara mereka tetap berada di kapal semuanya dengan resiko mengalami kebinasaan; atau membuang sebagian dari mereka agar kapal itu menjadi ringan dan menyelamatkan sisanya. Akhirnya mereka memilih jalan yang terakhir setelah menemui kesepakatan di antara mereka. Kemudian mereka melakukan pengundian dan sejumlah penumpang terkena undian tersebut termasuk di dalamnya Nabi Yunus AS, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, “… kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah untuk undian.” (Ash-Shaffat: 141).

Yakni ia termasuk dari orang-orang yang kalah dalam undian tersebut. Kemudian mereka pun melemparkannya ke laut, serta seekor ikan besar menelannya, akan tetapi tidak sampai mematahkan tulangnya dan merobek dagingnya.

Ketika Nabi Yunus AS berada di dalam perut ikan, maka dalam keadaan gelap (dalam perut ikan) ia berseru, “Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim.” (Al-Anbiya’: 87). Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada ikan itu supaya memuntahkan Nabi Yunus AS di daerah yang tandus.

Nabi Yunus AS keluar dari perut ikan tersebut bagaikan anak burung yang baru keluar dari telur (baru menetas) karena saking lemahnya. Kemudian Allah Ta’ala mengasihinya dan menumbuhkan sebuah pohon dari jenis pohon labu baginya, dimana pohon itu meneduhinya, sehingga ia kuat kembali.

Kemudian Allah SWT memerintahkan Nabi Yunus AS supaya kembali ke kaumnya, agar ia mengajari dan menyeru mereka, dan penduduk negeri itu memenuhi seruannya sebanyak seratus ribu orang atau lebih, dimana mereka beriman, sehingga Kami karuniakan kepada mereka keni’matan hidup sehingga batas waktu tertentu…

6.Khimarnya Nabi Uzair
…Uzair bangun dari kematian yang dijalaninya selama seratus tahun. Matanya mulai memandang apa yang ada di sekelilingnya lalu ia melihat kuburan di sekitarnya. Ia mengingat-ingat bahawa ia telah tertidur. Ia kembali dari kebunnya ke desa lalu tertidur di kuburan itu. Inilah peristiwa yang dialaminya. Matahari bersiap-siap untuk tenggelam sementara ia masih tertidur di waktu Dzuhur. Uzair berkata dalam dirinya: Aku tertidur cukup lama. Barangkali sejak Dzuhur sampai Maghrib. Malaikat yang diutus oleh Allah s.w.t membangunkannya dan bertanya: “Berapa lama kamu tinggal di sini?”


Malaikat bertanya kepadanya: “Berapa jam engkau tidur?” Uzair menjawab: “Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari.” Malaikat yang mulia itu berkata kepadanya: “Sebenarnya kamu tinggal di sini selama seratus tahun lamanya. ” Engkau tidur selama seratus tahun. Allah s.w.t mematikanmu lalu menghidupkanmu agar engkau mengetahui jawapan dari pertanyaanmu ketika engkau merasa heran dari kebangkitan yang dialami oleh orang-orang yang mati. Uzair merasakan kehairanan yang luar biasa sehingga tumbuhlah keimanan pada dirinya terhadap kekuasaan al-Khaliq (Sang Pencipta). Malaikat berkata sambil menunjuk makanan Uzair: “Lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum berubah.”

Uzair melihat buah tin itu lalu ia mendapatinya seperti semula di mana warnanya tidak berubah dan rasanya pun tidak berubah. Telah berlalu seratus tahun tetapi bagaimana mungkin makanan itu tidak berubah? Lalu Uzair melihat piring yang di situ ia memeras buah anggur dan meletakkan di dalamnya roti yang kering, dan ia mendapatinya seperti semula di mana minuman anggur itu masih layak untuk diminum dan roti pun masih tampak seperti semula, di mana kerasnya dan keringnya roti itu dapat dihilangkan ketika dicampur dengan perasan anggur. Uzair merasakan kehairanan yang luar biasa, bagaimana mungkin seratus tahun terjadi sementara perasan anggur itu tetap seperti semula dan tidak berubah. Malaikat merasa bahawa seakan-akan Uzair masih belum percaya atas apa yang dikatakannya. kerana itu, malaikat menunjuk keldainya sambil berkata: “Dan lihatlah kepada keledaimu itu (yang telah menjadi tulang- belulang).”

Uzair pun melihat ke keldainya tetapi ia tidak mendapati kecuali ia tanah dari tulang-tulang keldainya. Malaikat berkata kepadanya: “Apakah engkau ingin melihat bagaimana Allah s.w.t membangkitkan orang-orang yang mati? Lihatlah ke tanah yang di situ terletak keledaimu.” Kemudian malaikat memanggil tulang-tulang keldai itu lalu atom-atom tanah itu memenuhi panggilan malaikat sehingga ia mulai berkumpul dan bergerak dari setiap arah lalu terbentuklah tulang-tulang. Malaikat memerintahkan otot-otot saraf daging untuk bersatu sehingga daging melekat pada tulang-tulang keldai. Sementara itu, Uzair memperhatikan semua proses itu. Akhirnya, terbentuklah tulang dan tumbuh di atasnya kulit dan rambut.

Alhasil, keldai itu kembali seperti semula setelah menjalani kematian. Malaikat memerintahkan agar roh keldai itu kembali kepadanya dan keldai pun bangkit dan berdiri. Ia mulai mengangkat ekornya dan bersuara. Uzair menyaksikan tanda-tanda kebesaran Allah s.w.t tersebut terjadi di depannya. Ia melihat bagaimana mukjizat Allah s.w.t yang berupa kebangkitan orang-orang yang mati setelah mereka menjadi tulang belulang dan tanah. Setelah melihat mukjizat yang terjadi di depannya, Uzair berkata: “Saya yakin bahawa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. “

Uzair bangkit dan menunggangi keldainya menuju desanya. Allah s.w.t berkehendak untuk menjadikan Uzair sebagai tanda-tanda kebesaran-Nya kepada masyarakat dan mukjizat yang hidup yang menjadi saksi atas kebenaran kebangkitan dan hari kiamat. Uzair memasuki desanya pada waktu Maghrib. Ia tidak percaya melihat perubahan yang terjadi di desanya di mana rumah-rumah dan jalan-jalan sudah berubah, begitu juga manusia dan anak-anak yang ditemuinya. Tak seorang pun di situ yang mengenalinya. sebaliknya, ia pun tidak mengenali mereka. Uzair meninggalkan desanya saat beliau berusia empat puluh tahun dan kembali kepadanya dan usianya masih empat puluh tahun. Tetapi desanya sudah menjalani waktu seratus tahun sehingga rumah-rumah telah hancur dan jalan-jalan pun telah berubah dan wajah-wajah baru menghiasi tempat itu.

7.Semutnya Nabi Sulaiman
… Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tenteranya dari jin, manusia dan burung, lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan) sehingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut, “hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tenteranya, sedangkan mereka tidak menyadari.”

Maka Nabi Sulaiman tersenyum dengan tertawa karena mendengar perkataan semut itu. Katanya,
“Ya Rabbi, limpahkan kepadaku kurnia untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku; kurniakan padaku hingga boleh mengerjakan amal soleh yang Engkau redhai; dan masukkan aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang soleh.”
(An-Naml: 16-19)

Menurut sejumlah riwayat, pernah suatu hari Nabi Sulaiman as bertanya kepada seekor semut, “Wahai semut! Berapa banyak engkau perolehi rezeki dari Allah dalam waktu satu tahun?”
“Sebesar biji gandum,” jawabnya.

Kemudian, Nabi Sulaiman memberi semut sebiji gandum lalu memeliharanya dalam sebuah botol. Setelah genap satu tahun, Sulaiman membuka botol untuk melihat nasib si semut. Namun, didapatinya si semut hanya memakan sebahagian biji gandum itu.

“Mengapa engkau hanya memakan sebahagian dan tidak menghabiskannya?” tanya Nabi Sulaiman.
“Dahulu aku bertawakal dan pasrah diri kepada Allah,” jawab si semut. “Dengan tawakal kepada-Nya aku yakin bahwa Dia tidak akan melupakanku. Ketika aku berpasrah kepadamu, aku tidak yakin apakah engkau akan ingat kepadaku pada tahun berikutnya sehingga boleh memperoleh sebiji gandum lagi atau engkau akan lupa kepadaku. Karena itu, aku harus tinggalkan sebahagian sebagai bekal tahun berikutnya.”…

8.Burung Hud-Hud Nabi Sulaiman
Pada suatu ketika, Nabi Sulaiman mengumpulkan dan memeriksa seluruh pengikut-pengikutnya baik dari kalangan manusia, jin dan binatang, termasuk burung-burung. Berdasarkan pemeriksaannya, Nabi tidak melihat burung hud-hud. Karena ketidakhadiran burung hud-hud tersebut, beliau berjanji akan mengazabnya dengan azab yang keras, atau bahkan menyembelihnya. Ternyata, tidak lama kemudian, burung hud-hud datang menghadap Nabi Sulaiman. Burung hud-hud menjelaskan perihal keterlambatannya karena mencari berita tentang adanya seorang wanita yang menjadi pemimpin suatu negara dan dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Atas berita yang dibawa oleh burung hud-hud tersebut, akhirnya Nabi Sulaiman mengunjungi kerajaan Saba yang dipimpin oleh ratu Balqis yang akhirnya masuk Islam dengan dakwah Nabi Sulaiman. Kisah tersebut diabadikan dalam Qur’an Surat An-Naml ayat 22-23.

Kisah tersebut menggambarkan burung hud-hud (sebagai anak buah) yang mempunyai kecerdasan dan kecemerlangan berpikir sehingga pengembaraannya dalam mencari makanan (nafkah) tidak semata untuk tujuan duniawi melainkan untuk penyebaran agama. Burung hud-hud, di antara waktunya, memanfaatkan kesempatan mencari berita dan kabar suatu kaum karena ia berkeinginan untuk menyampaikan risalah Islam kepada mereka. Melalui presentasi burung hud-hud yang gemilang serta keberanian dalam mengemukakan uzur (keterlambatan), Nabi Sulaiman dapat mengajak kaum Saba untuk mentauhidkan Allah.

9.Untanya Nabi Muhammad Saw
Ketika itu kami bersama Nabi besar Muhammad Saw tengah berada dalam sebuah peperangan. Tiba-tiba datang seekor unta mendekati beliau, lalu untu tersebut berbicara, “Ya Rasulullah, sesungguhnya si fulan (pemilik unta tersebut) telah memanfaatkan tenagaku dari semenjak muda hinga usiaku telah tua seperti sekarang ini. Kini ia malah hendak menyembelihku. Aku berlindung kepadamu dari keinginan si fulan yang hendak menyembelihku.”

Mendengar pengaduan sang unta, Rasulullah Saw memanggil sang pemilik unta dan hendak membeli unta tersebut dari pemiliknya. Orang itu malah memberikan unta tersebut kepada beliau.. Unta itu pun dibebaskan oleh Nabi kami Muhammad Saw.

Juga ketika kami tengah bersama Muhammad Saw, tiba-tiba datang seorang Arab pedalaman sambil menuntun untanya. Arab baduy tersebut meminta perlindungan karena tangannya hendak dipotong, akibat kesaksian palsu beberapa orang yang berkata bohong. Kemudian unta itu berbicara dengan Nabi kami Muhammad Saw, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang ini tidak bersalah. Para saksi inilah yang telah memberikan pengakuan palsu karena mereka telah dipaksa. Sebenarnya pencuriku adalah seorang Yahudi.”

10.Anjingya Ashabul Kahfi
Anjing tersebut berwarna kuning, di surga bentuknya berubah menjadi kambing gibas, ia bernama Qithmir, ada yang mengatakan bernama Tawarum dan ada yang mengatakan bernama Huban

Sumber:
http://iwanblog.wordpress.com/2011/08/24/10-binatang-yang-masuk-surga/

Menikmati Tantangan Hidup : Dari Rasulullah SAW hingga Bill Gates

Oleh Dea Tanyo Iskandar

"Saya tidak pernah bekerja seharipun dalam hidup saya. Semuanya hanyalah keasyikan yang menyenangkan". (Thomas Alva Edison)

Ada masa-masa ketika hidup kita dibebani dengan berbagai tugas yang mesti diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Pada saat itu mungkin menjadi masa-masa saat jiwa kita merasakan adrenalin yang tak seperti biasanya.

Pernahkah Anda merasakan hidup yang semakin berat karena tumpukan pekerjaan? jiwa terdesak-desak? Nafas yang berat tersengal-sengal? atau dada yang terasa semakin menyempit karena beban tugas dan pekerjaan? Banyak dari kita tentu pernah merasakan hal itu.

Hikmah, Kata Rasul, adalah hak orang beriman, dimana ia menemukannya maka ia berhak mengambilnya. Pernyataan Thomas Alva Edison, bisa menjadi jawaban sekaligus hikmah bagi kita. Bahwa sesulit apapun pekerjaan yang kita hadapi, seberat apapun tantangan di hadapan kita, selama itu dinikmati, akan menjadi "keasyikan yang menyenangkan". "Nikmatilah pekerjaanmu" kata Konfusius, "maka kamu tidak akan pernah merasa bekerja seumur hidup". Konfusius benar. Lihatlah bagaimana para tokoh besar belajar dan bertumbuh.

Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam pernah berpeluh berdarah-darah, namun terus teguh dan tegap mengemban dakwah. Hingga namanya terus harum dalam sejarah. Mengapa? Karena Rasul menikmati pekerjaannya, beliau menikmati dakwahnya.

Abu Bakr Radhiallahu’anhu, tak gentar memerangi orang-orang yang enggan membayar zakat di zamannya. Ia tak kuatir dengan kecamuk perang. Mengapa? karena Abu Bakr percaya sekaligus menikmati keimanannya serta tugasnya sebagai khalifah.

Umar Radhiallahu’anhu, konon sangat jarang tidur, baik siang maupun malam hari, demi memenuhi hak rakyatnya. Bahkan pernah ia memikul sendiri berkilo-kilo gandum untuk dibagikan langsung pada rakyatnya. Ia tak malu, juga tak mengeluh atas beban-beban di pundaknya. Kok bisa? karena Umar menikmati tanggung jawabnya, ia menikmati amanahnya sebagai khalifah.

Ustman Radhiallahu‘anhu, begitu terkenal dengan kedermawanannya. Ia tak kuatir kekayaannya berkurang saat ia menyedekahkan begitu banyak hartanya di jalan Allah. Kok bisa? Karena Ustman menikmati keyakinan akan balasan bertransaksi dengan Allah.

Ali Radhiallahu’anhu, tak gentar menggantikan Rasul di tempat tidurnya untuk mengelabui sergapan kafir Quraisy. Ia mempertaruhkan nyawanya, kemudian berlari-lari sejauh 450 km, menyusul hijrah Rasul dan para sahabat dari Mekkah ke Madinnah. Kok bisa? Karena Ali menikmati perintah Allah dan Rasul-Nya sekaligus menikmati keimanannya terhadap balasan akan Syurga-Nya.

Syaikh Ahmad Yasin, seorang tua yang sejak lama mengalami lumpuh hampir di sekujur tubuhnya. Namun berhasil memunculkan kebangkitan Islam luar biasa yang menggetarkan zionis israel di Palestina. Beliau lumpuh namun terus berjuang membela Palestina. Kok bisa? Karena Syaikh Yasin menikmati pengorbanannya untuk membebaskan bumi cinta Palestina.

Thomas Alva Edison, ribuan kali gagal dalam percobaannya membuat bola lampu listrik. Ia tak menyerah hingga akhirnya berhasil dengan percobaannya. Kok bisa? Karena Edison menikmati pekerjaannya, menikmati percobaanya.

Para tokoh dan orang-orang besar menikmati tugas-tugasnya. Mereka senang belajar, senang bekerja, atau senang bereksperimen. Kesenangan itulah yang kemudian membawa daya ekstra dan perubahan besar bagi diri mereka, bahkan perubahan bagi episode sejarah zamannya.

Leonardo da Vinci terkenal akan etos kerjanya. Ia begitu gemar memperhatikan dan mengapresiasi fenomena alam serta hubungan antar benda. Hingga kemudian lahirlah "Mona Lisa". Begitu buah dari menikmati pekerjaan.

Einstein begitu kagum pada keajaiban alam dan terus bereksperimen sejak sang ayah menghadiahkan sebuah kompas "ajaib" yang jarumnya selalu menunjuk ke utara. Hingga lahirlah teori relativitas. Ini juga buah dari menikmati pekerjaan.

Bill Gates begitu teguh bekerja mengotak-atik mesin komputernya sejak kecil. Ia sempat drop out dari kampusnya, namun lewat tangannya justru kita mengenal "Microsoft", dan jadilah Bill Gates manusia terkaya. Pun ini buah dari menikmati pekerjaan.

Proses belajar / bekerja yang menyenangkan menciptakan daya tumbuh yang luar biasa. Maka mulai hari ini mari buat hidup kita menyenangkan. Buat proses belajar dan bekerja kita menjadi sangat menyenangkan. Kita boleh lelah, kita boleh sejenak kalah, tapi kita tak boleh patah. Kita, sebagaimana firman Allah, tak boleh putus asa. Terkait hal ini, Saya mengingat kekata powerfull dari Winston Churcill, dalam pidatonya di Harrold School pada 1941: “Never, ever, ever, ever, ever, ever, ever give up!”. Singkat namun bernas.

Hidup adalah pilihan. Pilihan untuk menjalani hidup dan menghadapi semua tantangan yang datang. Pidato Churcill bisa menjadi hikmah untuk kita, agar “jangan, jangan dan janganlah sekali-kali menyerah dalam hidup.”

Karena itu, mari kita belajar memahami lebih dalam, bahwa kesulitan, ketegangan, tekanan-tekanan hidup adalah bagian dari siklus hidup. Dalam lingkaran perjalanan kita yang terus berputar ke depan, rasa-rasa itu niscaya akan berulang menghampiri kita. Maka terhadap semua tugas-tugas dan pekerjaan hidup kita, mari kita nikmati perjalanannya. Karena kemampuan untuk membuat proses hidup lebih menyenangkan akan menghasilkan pencapaian hidup yang juga menyenangkan.


Maka berderet nama-nama manusia besar; Rasulullah Shalallahu’alahi wassalam, Abu Bakr, Umar, Ustman, Ali, Syaikh Ahmad Yasin, Thomas Alfa Edison, hingga Bill Gates telah meraih pencapaian luar biasa dalam hidupnya. Kemudian mencatatkan namanya dalam lembar sejarah. Dan sekali kita bertanya, "Kok bisa?" Ya, karena mereka telah berhasil menikmati hidup. Karena mereka telah berhasil menikmati setiap jengkal tantangan hidup. Mereka bisa. Selanjutnya kita. Insya Allah.


Dea Tantyo
Universitas Padjadjaran www.deatantyo.wordpress.com

Sayap-Sayap Rasulullah: Salman, Sayap Kesederhanaan dalam Dakwah

Oleh Muchamad Syihabulhaq
kafilah-abdurrahman-bin-auf.jpg (400×256)
Suatu hari, ketika sedang berjalan di suatu jalan, dia berjumpa dengan seorang laki-laki dari negeri Syam yang membawa sepikul buah tin dan kurma. Rupanya beban itu amat berat, sehingga melelahkannya.

Ketika orang Syam itu melihat laki-laki yang berpenampilan biasa dan tampak dari golongan orang tak punya, ia berpikir hendak menyuruh laki-laki itu membawa buah-buahan dengan imbalan yang pantas sesampainya di tempat tujuan. Orang Syam itu memanggil lelaki tersebut, dan Si lelaki mendekat.

Orang Syam itu berkata kepadanya, “Tolong bawakan barangku ini.” Maka Si lelaki mengangkat barang yang disuruh oleh orang Syam, dan mereka berdua berjalan bersama-sama.

Di tengah perjalanan mereka berpapasan dengan satu rombongan. Si Lelaki berpenampilan biasa itu mengucapkan salam kepada rombongan, mereka berhenti dan menjawab salam, “Kesejahteraan juga untuk walikota.” Orang Syam yang bersama Si lelaki bertanya dalam hatinya, “Juga kepada walikota? Siapa yang mereka maksud?” Keheranannya semakin bertambah ketika beberapa orang dari rombongan bergegas mendekat dan berkata, “Biarkan kami yang membawanya.”

Barulah orang Syam itu sadar, bahwa kuli panggulnya itu adalah seorang walikota Madain. Orang Syam itu pun menjadi gugup, kata-kata penyesalan dan permintaan maaf mengalir dari bibirnya. Dia mendekat hendak mengambil beban yang di bawa Si lelaki suruhannya, tetapi Sang walikota menolak dan berkata, “Tidak, biar kuantar sampai rumahmu.”

Sepenggal kisah ini adalah cuplikan dari sebagian sirah perjalanan kehidupan seorang sahabat Rasulullah saw yang sangat terkenal di dalam pencariannya terhadap kebenaran. Siapakah walikota yang berpenampilan biasa dan tampak dari golongan orang tak punya tersebut?

Dialah Salman Al-Farisi seorang sahabat Rasulullah yang rela meninggalkan negerinya dan mengalami perjuangan berat demi mencari kebenaran. Kisah sahabat yang mulia ini di dalam pencariannya terhadap suatu kebenaran sudah tidak asing lagi di telinga para aktivis dakwah, bahkan sering sekali kisahnya ini dijadikan taujih pembangkit semangat untuk para aktivis dakwah di dalam menempuh jalan panjang ini.

Sahabat yang mulia ini tak kalah zuhudnya dibandingkan sahabat Rasulullah lainnya di dalam menjalani kehidupannya. Karena beliau sadar betul, bagaimana kesederhanaan itu sangat berpengaruh di dalam dakwah ilallah, sehingga hatinya selalu teringat akan pesan Rasulullah kepadanya dan kepada semua sahabat, agar mereka tidak dikuasai oleh dunia dan tidak mengambil dunia kecuali, sekedar bekal seorang musafir. Ternyata inilah yang telah mengisi hati seorang Salman Al-Farisi, sehingga ia tidak mau mendekati kekayaan dan jabatan.

Sekalipun ia menerima jabatan sebagai walikota Madain pada saat itu, apakah kehidupannya dan karakternya berubah? Tidak, sama sekali tidak ada yang berubah di dalam kehidupannya dan karakternya. Ia sama seperti yang biasa para sahabat Rasulullah lihat sebagai Salman yang memiliki penampilan sederhana, sesederhana penampilannya sebelum diangkat sebagai walikota.

Bahkan ia sampai disangka kuli oleh seseorang yang berasal dari Syam, karena melihat Salman berpenampilan biasa dan tampak dari golongan orang tak punya, karenanya orang Syam itu tak segan-segannya menyuruh membawakan barang-barangnya kepada sahabat Rasulullah yang mulia ini, yang ternyata dia adalah seorang walikota. Sahabat yang mulia ini seketika identitasnya sebagai walikota diketahui oleh orang Syam yang menyuruhnya, ia menolak untuk barang yang sudah ia bawakannya di ambil kembali oleh orang Syam tersebut, namun apa yang dikatakan sahabat yang mulia ini kepada orang Syam tersebut, ketika ia mendekat hendak mengambil barang bawaannya yang dibawakan oleh walikota Madain itu? Ia berkata, “Tidak, biar kuantarkan barang bawaanmu sampai pada rumahmu.”

Betapa mulianya sahabat Rasulullah ini, kesederhanaannya mengalahkan ambisi akan kenikmatan dunia. Lihatlah gamisnya yang pendek, hanya sampai lutut. Padahal saat itu ia orang yang dihormati dan disegani. Gaji yang diterimanya juga tidak sedikit: antara 4.000-6.000 dinar setahun. Namun, semuanya ia bagikan. Tidak sedikit pun ia ambil untuk kepentingan dirinya. Lalu mengapa setelah memegang jabatan itu, ia tidak mau menerima tunjangan yang diberikan secara halal?

Hisyam bin Hisan menyebutkan bahwa Hasan pernah mengatakan bahwa tunjangan Salman sebesar lima ribu dinar setahun. Namun demikian, ketika dia berpidato di hadapan 30 ribu orang, separuh baju luarnya (aba’ah) ia jadikan alas duduk, dan separuhnya lagi untuk menutupi badannya. Tunjangan hidup yang ia terima, ia bagi-bagikan sampai habis, sedangkan untuk nafkah keluarganya dia peroleh dari hasil usahanya sendiri.


Wahai para pengikut Muhammad SAW.!
Wahai para aktivis dakwah!
Wahai para pemimpin muslim!
Wahai kalian yang mengagungkan kemanusiaan!
Bukankah Rasulullah mengajarkan kesederhanaan di dalam perjuangan ini?
Bukankah Sahabat Rasulullah yang mulia ini sudah kita membacanya di dalam sirahnya?
Bukankah Salman Al-Farisi seorang walikota Madain sudah mencontohkan kesederhanaan di dalam perjuangan dakwah ini?

Ketika mendengar kehidupan generasi sahabat yang amat bersahaja seperti Abu Bakar, Umar, Abu Dzar dan lainnya, sebagian kita menyangka bahwa itu disebabkan karakter hidup di Jazirah Arab saat itu, karakter hidup yang bersahaja. Istighfarlah jika ada berprasangka seperti ini.

Akan tetapi, sepenggal kisah ini adalah kisah seorang sahabat Rasulullah yang ia adalah seorang putra Persia. Suatu negeri yang terkenal dengan kemewahan dan kesenangan hidup. Dan ia bukan dari golongan miskin. Ia dari golongan kaya. Mengapa dia sekarang menolak kekayaan dan kesenangan, bertahan dalam kehidupan bersahaja, merasa cukup dengan satu dirham untuk mencukupi kebutuhan diri dan keluarganya? Satu dirham itu pun ia peroleh dari hasil jeri payahnya sendiri.

Dengarkanlah perkataannya jikalau hati ini masih ragu, “Aku membeli daun kurma seharga satu dirham. Daun itu kubuat keranjang. Kemudian kujual dengan harga tiga dirham. Satu dirham kugunakan untuk modal usaha, satu dirham untuk nafkah keluargaku, dan satu dirham lagi untuk sedekah. Meskipun Khalifah Umar ra. melarangku berbuat demikian, aku tidak mau menghentikannya.”

Selayaknya kita sebagai aktivis dakwah harus mencontoh dan meneladani kesederhanan para sahabat Rasulullah di dalam perjuangan ini, sebab fitnah itu muncul bisa jadi karena kita berlebih-lebihan di dalam memperjuangkan dakwah ini dan dalam menyikapi nikmat kehidupan dunia yang diberikan Allah untuk kita.

Rasulullah dan para sahabatnya mencontohkan kesederhaanan dalam menyikapi nikmat kehidupan di dunia agar menjauhkan diri serta menjaga dari fitnah-fitnah yang senantiasa ada di setiap kehidupan para pejuang dakwah di dalam meneggakan panji-panji Islam di seluruh belahan dunia, karena musuh yang kita hadapi sekarang adalah para syaithan yang berwujud manusia yang memiliki sistem, strategi dan teknologi yang kuat dan canggih.

Ingatlah ketika sahabat yang mulia ini, Salman menjawab pertanyaan Sa’ad bin Abi Waqqash saat ia menjenguk sahabatnya yang mulia ini terbaring di atas tempat tidur, sesaat sebelum ajal menjemputnya, sesaat sebelum jiwa mulianya bertemu dengan Tuhan Yang Maha Tinggi dan Maha Penyayang. Saat itu, Sa’ad bin Abi Waqqash datang menjenguknya. Tiba-tiba Salman menangis.

“Apa yang kamu tangiskan, wahai Abu Abdillah (panggilan Salman)? Padahal saat Rasulullah saw. wafat, beliau ridha kepadamu?”

Salman menjawab, “Aku menangis bukan karena takut mati atau mengharap kemewahan dunia. Rasulullah saw telah menyampaikan suatu pesan kepada kita, “Hendaklah bagian kalian dari kekayaan dunia ini seperti bekal seorang musafir.” Padahal harta milikku seperti ini banyaknya.”
Sa’ad menceritakan, “Aku perhatikan, tidak ada yang tampak di sekelilingku kecuali satu piring dan satu baskom. Lalu aku berkata kepadanya, “Wahai Abu Abdillah, berilah kami nasihat yang akan selalu kami ingat.”

Dia berkata, “Wahai Sa’ad, ingatlah Allah ketika kamu ingin sesuatu, ketika kamu memberikan keputusan, dan ketika membagi.”

“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya tanaman-tanaman bumi karena air itu; di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya adzab Kami pada waktu malam dan siang, lalu Kami jadikan (tanaman-tanamannya) laksana tanaman-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berpikir.” (QS. Yunus [10]: 24)
Wallahu a’lam bishshowwab


Muchamad Syihabulhaq
(Mahasiswa UNPAD)