Tweet |
Imam Muqatil berkata: Dari bangsa hewan juga ada yang masuk surga, jumlahnya ada 10 (sepuluh), yaitu:
3.Kambing Gibasnya Nabi Ismail
4.Sapinya Nabi Musa
Musa menjawab: “Menurut petunjuk Allah, yg harus disembelih itu ialah
sapi betina berwarna kuning tua, belum pernah dipakai utk membajak
tanah atau mengairi tanaman tidak cacat dan tidak pula ada belangnya.”
Setelah disembelih sapi yg dibeli dari anak yatim itu, diambillah
lidahnya oleh Nabi Musa, lalu dipukulkannya pada tubuh mayat, yg
seketika bangunlah ia hidup kembali dgn izin Allah, menceritakan kpd
Nabi Musa dan para pengikutnya bagaimana ia telah dibunuh oleh
saudara-saudara sepupunya sendiri.
5.Ikan Yang Memakan Nabi Yunus
6.Khimarnya Nabi Uzair
7.Semutnya Nabi Sulaiman
Menurut sejumlah riwayat, pernah suatu hari Nabi Sulaiman as bertanya
kepada seekor semut, “Wahai semut! Berapa banyak engkau perolehi rezeki
dari Allah dalam waktu satu tahun?”
Kemudian, Nabi Sulaiman memberi semut sebiji gandum lalu
memeliharanya dalam sebuah botol. Setelah genap satu tahun, Sulaiman
membuka botol untuk melihat nasib si semut. Namun, didapatinya si semut
hanya memakan sebahagian biji gandum itu.
8.Burung Hud-Hud Nabi Sulaiman
Kisah tersebut menggambarkan burung hud-hud (sebagai anak buah) yang
mempunyai kecerdasan dan kecemerlangan berpikir sehingga pengembaraannya
dalam mencari makanan (nafkah) tidak semata untuk tujuan duniawi
melainkan untuk penyebaran agama. Burung hud-hud, di antara waktunya,
memanfaatkan kesempatan mencari berita dan kabar suatu kaum karena ia
berkeinginan untuk menyampaikan risalah Islam kepada mereka. Melalui
presentasi burung hud-hud yang gemilang serta keberanian dalam
mengemukakan uzur (keterlambatan), Nabi Sulaiman dapat mengajak kaum
Saba untuk mentauhidkan Allah.
9.Untanya Nabi Muhammad Saw
10.Anjingya Ashabul Kahfi
1.Untanya Nabi Saleh
Mereka menambah lagi, “Coba kamu keluarkan seekor unta dari batu besar
itu,” kata mereka sambil menunjuk ke arah sebuah batu besar sambil
tersenyum sinis. Mereka juga telah menerangkan sifat-sifat unta yang
dikehendaki.
Kaum Tsamud cukup yakin bahawa Nabi Saleh tidak mampu memenuhi
permintaan mereka itu. Sebaliknya Nabi Saleh menjawab dengan tenang.
“Baiklah, sekiranya aku dapat memenuhi permintaan kamu itu, adakah
kamu akan beriman kepada Allah dan menerima ajaranku? Adakah kamu akan
mengaku bahawa aku adalah utusan Allah?”
“Baiklah, kami akan beriman kepada Allah dan akan menerima segala ajaran kamu,” jawab mereka.
Setelah satu persetujuan dimeterai, maka Nabi Saleh telah menunaikan
solat. Baginda memohon kepada Allah agar mengkabulkan permintaannya
seperti yang dituntut oleh kaum Tsamud. Baginda juga berdoa semoga kaum
itu akan kembali ke jalan yang benar selepas melihat bukti tersebut.
Allah Maha Berkuasa. Dengan sekelip mata sahaja Allah telah
mengkabulkan doa Nabi Saleh. Batu besar tadi telah merekah dan terbelah.
Lalu keluarlah seekor unta betina yang besar. Unta itu mempunyai semua
sifat yang disebutkan oleh kaum Tsamud.
Maka, tercenganglah semua kaum Tsamud yang melihat kejadian itu.
Sebahagian daripada mereka mula mengakui kenabian Nabi Saleh. Salah
seorang daripada mereka ialah seorang pemimpin kaum Tsamud yang bernama
Junda bin Amru. Akan tetapi, sebahagian yang lain masih enggan beriman.
Mereka tetap degil dan sombong.
2.Anak Sapinya Nabi Ibrahim
“Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu
malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke
tempatnya lalu mengucapkan: “Salaama”. Ibrahim menjawab: “Salaamun
(kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal.” Maka dia pergi dengan
diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi
gemuk. Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata:
“Silahkan anda makan.” (Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu
Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata: “Janganlah kamu
takut”, dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran)
seorang anak yang alim (Ishak).” (QS. Adz Dzariyat: 24-30)
….Nabi Ibrahim yang dikatakan memiliki kekuatan 40 kali manusia biasa,
dengan pisau yang tajam, maka menyembelih anaknya (Ismail) dan Allah
melihat kepatuhan Ibrahim, maka Allah mengirimkan malaikat Jibril untuk
menggantikan posisi Ismail dengan kambing gibasy yang gemuk, dengan
sekejab saja, ternyata yang putus kepalanya adalah kepala kambing gibasy
itu dan Ismailpun diselamatkan oleh Malaikat Jibril atas perintah Allah
SWT. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillaahi Hamd. Dari
peristiwa itu telah menjadi syari’at ummat Nabi Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wassalam untuk melaksanakan ibadah qurban…
4.Sapinya Nabi Musa
…Tatkala Nabi Musa menyampaikan cara yg diwahyukan oleh Allah itu kpd
kaumnya ia ditertawakan dan diejek krn akal mereka tidak dapat menerima
bhw hal yg sedemikian itu boleh terjadi. Mereka lupa bhw Allah telah
berkali-kali menunjukkan kekuasaan-Nya melalui mukjizat yg diberikan kpd
Musa yg kadang kala bahkan lebih hebat dan lebih sukar utk diterima
oleh akal manusia berbanding mukjizat yg mereka hadapi dlm peristiwa
pembunuhan pewaris itu.
Berkata mereka kpd Musa secara mengejek: “Apakah dgn cara yg engkau
usulkan itu, engkau bermaksud hendak menjadikan kami bahan ejekan dan
tertawaan org? Akan tetapi kalau memang cara yg engkau usulkan itu
adalah wahyu, maka cubalah tanya kpd Tuhanmu, sapi betina atau jantankah
yg harus kami sembelih? Dan apakah sifat-sifatnya serta warna kulitnya
agar kami tidak dapat salah memilih sapi yg harus kami sembelih?”
Kemudian dikirimkanlah org ke pelosok desa dan kampung-kampung mencari
sapi yg dimaksudkan itu yg akhirnya diketemukannya pd seorg anak yatim
piatu yg memiliki sapi itu sebagai satu-satunya harta peninggalan
ayahnya serta menjadi satu-satunya sumber nafkah hidupnya. Ayah anak
yatim itu adalah seorg fakir miskin yg soleh, ahli ibadah yg tekun yg
pada saat mendekati waktu wafatnya, berdoalah kpd Allah memohon
perlindungan bagi putera tunggalnya yg tidak dapat meninggalkan warisan
apa-apa baginya selain seekor sapi itu. Maka berkat doa ayah yg soleh
itu terjuallah sapi si anak yatim itu dgn harga yg berlipat ganda krn
memenuhi syarat dan sifat-sifat yg diisyaratkan oleh Musa utk
disembelih.
Demikianlah mukjizat Allah yg kesekian kalinya diperlihatkan kpd Bani
Israil yg keras kepala dan keras hati itu namun belum juga dapat
menghilangkan sifat-sifat congkak dan membangkang mereka atau
mengikis-habis bibit-bibit syirik dan kufur yg masih melekat pada dada
dan hati mereka…
…Kemudian Nabi Yunus AS menaiki kapal yang dipenuhi penumpang dan
muatan. Ketika mereka berada di tengah-tengah lautan maka kepal itu
miring dan hampir tenggelam, dimana mereka harus mengambil salah satu
keputusan antara mereka tetap berada di kapal semuanya dengan resiko
mengalami kebinasaan; atau membuang sebagian dari mereka agar kapal itu
menjadi ringan dan menyelamatkan sisanya. Akhirnya mereka memilih jalan
yang terakhir setelah menemui kesepakatan di antara mereka. Kemudian
mereka melakukan pengundian dan sejumlah penumpang terkena undian
tersebut termasuk di dalamnya Nabi Yunus AS, sebagaimana Allah Ta’ala
berfirman, “… kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang
yang kalah untuk undian.” (Ash-Shaffat: 141).
Yakni ia termasuk dari orang-orang yang kalah dalam undian tersebut.
Kemudian mereka pun melemparkannya ke laut, serta seekor ikan besar
menelannya, akan tetapi tidak sampai mematahkan tulangnya dan merobek
dagingnya.
Ketika Nabi Yunus AS berada di dalam perut ikan, maka dalam keadaan
gelap (dalam perut ikan) ia berseru, “Tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah
termasuk orang-orang yang zhalim.” (Al-Anbiya’: 87). Kemudian Allah SWT
memerintahkan kepada ikan itu supaya memuntahkan Nabi Yunus AS di daerah
yang tandus.
Nabi Yunus AS keluar dari perut ikan tersebut bagaikan anak burung
yang baru keluar dari telur (baru menetas) karena saking lemahnya.
Kemudian Allah Ta’ala mengasihinya dan menumbuhkan sebuah pohon dari
jenis pohon labu baginya, dimana pohon itu meneduhinya, sehingga ia kuat
kembali.
Kemudian Allah SWT memerintahkan Nabi Yunus AS supaya kembali ke
kaumnya, agar ia mengajari dan menyeru mereka, dan penduduk negeri itu
memenuhi seruannya sebanyak seratus ribu orang atau lebih, dimana mereka
beriman, sehingga Kami karuniakan kepada mereka keni’matan hidup
sehingga batas waktu tertentu…
…Uzair bangun dari kematian yang dijalaninya selama seratus tahun.
Matanya mulai memandang apa yang ada di sekelilingnya lalu ia melihat
kuburan di sekitarnya. Ia mengingat-ingat bahawa ia telah tertidur. Ia
kembali dari kebunnya ke desa lalu tertidur di kuburan itu. Inilah
peristiwa yang dialaminya. Matahari bersiap-siap untuk tenggelam
sementara ia masih tertidur di waktu Dzuhur. Uzair berkata dalam
dirinya: Aku tertidur cukup lama. Barangkali sejak Dzuhur sampai
Maghrib. Malaikat yang diutus oleh Allah s.w.t membangunkannya dan
bertanya: “Berapa lama kamu tinggal di sini?”
Malaikat bertanya kepadanya: “Berapa jam engkau tidur?” Uzair
menjawab: “Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari.” Malaikat
yang mulia itu berkata kepadanya: “Sebenarnya kamu tinggal di sini
selama seratus tahun lamanya. ” Engkau tidur selama seratus tahun. Allah
s.w.t mematikanmu lalu menghidupkanmu agar engkau mengetahui jawapan
dari pertanyaanmu ketika engkau merasa heran dari kebangkitan yang
dialami oleh orang-orang yang mati. Uzair merasakan kehairanan yang luar
biasa sehingga tumbuhlah keimanan pada dirinya terhadap kekuasaan
al-Khaliq (Sang Pencipta). Malaikat berkata sambil menunjuk makanan
Uzair: “Lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum berubah.”
Uzair melihat buah tin itu lalu ia mendapatinya seperti semula di
mana warnanya tidak berubah dan rasanya pun tidak berubah. Telah berlalu
seratus tahun tetapi bagaimana mungkin makanan itu tidak berubah? Lalu
Uzair melihat piring yang di situ ia memeras buah anggur dan meletakkan
di dalamnya roti yang kering, dan ia mendapatinya seperti semula di mana
minuman anggur itu masih layak untuk diminum dan roti pun masih tampak
seperti semula, di mana kerasnya dan keringnya roti itu dapat
dihilangkan ketika dicampur dengan perasan anggur. Uzair merasakan
kehairanan yang luar biasa, bagaimana mungkin seratus tahun terjadi
sementara perasan anggur itu tetap seperti semula dan tidak berubah.
Malaikat merasa bahawa seakan-akan Uzair masih belum percaya atas apa
yang dikatakannya. kerana itu, malaikat menunjuk keldainya sambil
berkata: “Dan lihatlah kepada keledaimu itu (yang telah menjadi tulang-
belulang).”
Uzair pun melihat ke keldainya tetapi ia tidak mendapati kecuali ia
tanah dari tulang-tulang keldainya. Malaikat berkata kepadanya: “Apakah
engkau ingin melihat bagaimana Allah s.w.t membangkitkan orang-orang
yang mati? Lihatlah ke tanah yang di situ terletak keledaimu.” Kemudian
malaikat memanggil tulang-tulang keldai itu lalu atom-atom tanah itu
memenuhi panggilan malaikat sehingga ia mulai berkumpul dan bergerak
dari setiap arah lalu terbentuklah tulang-tulang. Malaikat memerintahkan
otot-otot saraf daging untuk bersatu sehingga daging melekat pada
tulang-tulang keldai. Sementara itu, Uzair memperhatikan semua proses
itu. Akhirnya, terbentuklah tulang dan tumbuh di atasnya kulit dan
rambut.
Alhasil, keldai itu kembali seperti semula setelah menjalani
kematian. Malaikat memerintahkan agar roh keldai itu kembali kepadanya
dan keldai pun bangkit dan berdiri. Ia mulai mengangkat ekornya dan
bersuara. Uzair menyaksikan tanda-tanda kebesaran Allah s.w.t tersebut
terjadi di depannya. Ia melihat bagaimana mukjizat Allah s.w.t yang
berupa kebangkitan orang-orang yang mati setelah mereka menjadi tulang
belulang dan tanah. Setelah melihat mukjizat yang terjadi di depannya,
Uzair berkata: “Saya yakin bahawa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. “
Uzair bangkit dan menunggangi keldainya menuju desanya. Allah s.w.t
berkehendak untuk menjadikan Uzair sebagai tanda-tanda kebesaran-Nya
kepada masyarakat dan mukjizat yang hidup yang menjadi saksi atas
kebenaran kebangkitan dan hari kiamat. Uzair memasuki desanya pada waktu
Maghrib. Ia tidak percaya melihat perubahan yang terjadi di desanya di
mana rumah-rumah dan jalan-jalan sudah berubah, begitu juga manusia dan
anak-anak yang ditemuinya. Tak seorang pun di situ yang mengenalinya.
sebaliknya, ia pun tidak mengenali mereka. Uzair meninggalkan desanya
saat beliau berusia empat puluh tahun dan kembali kepadanya dan usianya
masih empat puluh tahun. Tetapi desanya sudah menjalani waktu seratus
tahun sehingga rumah-rumah telah hancur dan jalan-jalan pun telah
berubah dan wajah-wajah baru menghiasi tempat itu.
… Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tenteranya dari jin, manusia dan
burung, lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan) sehingga
apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut, “hai
semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak
oleh Sulaiman dan tenteranya, sedangkan mereka tidak menyadari.”
Maka Nabi Sulaiman tersenyum dengan tertawa karena mendengar perkataan semut itu. Katanya,
“Ya Rabbi, limpahkan kepadaku kurnia untuk mensyukuri nikmat-Mu yang
telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku;
kurniakan padaku hingga boleh mengerjakan amal soleh yang Engkau redhai;
dan masukkan aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang
soleh.”
(An-Naml: 16-19)
“Sebesar biji gandum,” jawabnya.
“Mengapa engkau hanya memakan sebahagian dan tidak menghabiskannya?” tanya Nabi Sulaiman.
“Dahulu aku bertawakal dan pasrah diri kepada Allah,” jawab si semut.
“Dengan tawakal kepada-Nya aku yakin bahwa Dia tidak akan melupakanku.
Ketika aku berpasrah kepadamu, aku tidak yakin apakah engkau akan ingat
kepadaku pada tahun berikutnya sehingga boleh memperoleh sebiji gandum
lagi atau engkau akan lupa kepadaku. Karena itu, aku harus tinggalkan
sebahagian sebagai bekal tahun berikutnya.”…
Pada suatu ketika, Nabi Sulaiman mengumpulkan dan memeriksa seluruh
pengikut-pengikutnya baik dari kalangan manusia, jin dan binatang,
termasuk burung-burung. Berdasarkan pemeriksaannya, Nabi tidak melihat
burung hud-hud. Karena ketidakhadiran burung hud-hud tersebut, beliau
berjanji akan mengazabnya dengan azab yang keras, atau bahkan
menyembelihnya. Ternyata, tidak lama kemudian, burung hud-hud datang
menghadap Nabi Sulaiman. Burung hud-hud menjelaskan perihal
keterlambatannya karena mencari berita tentang adanya seorang wanita
yang menjadi pemimpin suatu negara dan dianugerahi segala sesuatu serta
mempunyai singgasana yang besar. Atas berita yang dibawa oleh burung
hud-hud tersebut, akhirnya Nabi Sulaiman mengunjungi kerajaan Saba yang
dipimpin oleh ratu Balqis yang akhirnya masuk Islam dengan dakwah Nabi
Sulaiman. Kisah tersebut diabadikan dalam Qur’an Surat An-Naml ayat
22-23.
Ketika itu kami bersama Nabi besar Muhammad Saw tengah berada dalam
sebuah peperangan. Tiba-tiba datang seekor unta mendekati beliau, lalu
untu tersebut berbicara, “Ya Rasulullah, sesungguhnya si fulan (pemilik
unta tersebut) telah memanfaatkan tenagaku dari semenjak muda hinga
usiaku telah tua seperti sekarang ini. Kini ia malah hendak
menyembelihku. Aku berlindung kepadamu dari keinginan si fulan yang
hendak menyembelihku.”
Mendengar pengaduan sang unta, Rasulullah Saw memanggil sang pemilik
unta dan hendak membeli unta tersebut dari pemiliknya. Orang itu malah
memberikan unta tersebut kepada beliau.. Unta itu pun dibebaskan oleh
Nabi kami Muhammad Saw.
Juga ketika kami tengah bersama Muhammad Saw, tiba-tiba datang seorang
Arab pedalaman sambil menuntun untanya. Arab baduy tersebut meminta
perlindungan karena tangannya hendak dipotong, akibat kesaksian palsu
beberapa orang yang berkata bohong. Kemudian unta itu berbicara dengan
Nabi kami Muhammad Saw, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang ini tidak
bersalah. Para saksi inilah yang telah memberikan pengakuan palsu karena
mereka telah dipaksa. Sebenarnya pencuriku adalah seorang Yahudi.”
Anjing tersebut berwarna kuning, di surga bentuknya berubah menjadi
kambing gibas, ia bernama Qithmir, ada yang mengatakan bernama Tawarum
dan ada yang mengatakan bernama Huban
Sumber:
http://iwanblog.wordpress.com/2011/08/24/10-binatang-yang-masuk-surga/
http://iwanblog.wordpress.com/2011/08/24/10-binatang-yang-masuk-surga/
0 komentar: