Tweet |
Oleh Rakhmawati Aulia
Mmm.. saya tidak tau harus memulai dari mana, tapi.. ada
sebuah kisah yang sangat menginspirasi bagi saya. Kisah ‘Perjuangan
Seekor Kerang’, terasa tak adil jika hanya saya yang tau.. Jadi, saya
juga akan membuat kalian menjadi tau..!?
Alkisah di tepian pantai hiduplah sekelompok keluarga kerang. Tatkala
itu, di antara deburan ombak yang menghempas batu karang yang
menghasilkan melodi bernada merdu, dirusak oleh teriakan dan tangisan
seekor kerang yang masih belia.
Rupanya pepasiran masuk ke dalam tubuh kerang yang masih belia itu.
Kerang yang masih belia itu mengerang kesakitan yang very 2x amazing.
Rintihan dan linangan air mata pun tak mampu menghentikan rasa sakit
itu.
Butiran pasir bagaikan sembilu yang menusuk dan melukai tubuh kerang,
terasa pedih, perih, dan ngilu tiada terperi. Dia berteriak “Bunda…
sakit… aku tak tahan Bunda…”. Sang ibu kerang pun hanya mampu berkata,
“sabar anakku… sabar…, kuatkan hatimu.. Rasa sakit itu fitrah, setiap
orang pasti merasakannya.
Kita tidak dikaruniakan oleh yang Maha Kuasa untuk menolak rasa sakit itu… Tapi, bersabarlah..”.
Sang kerang belia pun hampir putus asa menghadapi rasa sakit yang
luar biasa itu. Namun, dengan penuh kesabaran dia menahan rasa sakit
itu. Air mata, teriakan dan isak tangis kerang belia tak jua mampu
mengeluarkan pasir dari tubuh sang kerang.
Waktu terus berlalu, lama kelamaan kerang belia itu, tak merasakan
sakit karena butiran pasir itu. Dan subahanallah, butiran pasir itu
menjelma dengan kata lain berubah bentuk menjadi butiran mutiara nan
indah.
Dengan segala jerih payah dan kesabaran sang kerang itu, telah mampu
mengubah sebutir pasir menjadi mutiara. Begitulah proses terjadinya
mutiara di belantara lautan. Kesabaran seekor kerang menghadapi rasa
sakit itu telah menghasilkan sebutir mutiara yang nilainya ribuan kali
lebih berharga dibandingkan dengan kerang yang dijual di pasar.
Sangat menginspirasikan kawan??? Begitu pulalah kita dalam mengarungi
belantara kehidupan ini, kita harus sabar, menerima cobaan dan rasa
sakit. Karena sesudah hujan akan ada pelangi.
Itu adalah pilihan, mau menghasilkan mutiara kah yang mampu menjadi
cahaya hati di tengah-tengah ummat atau menjadi kerang rebus yang dijual
di pasar dengan harga yang murah, karena tak mampu bertahan?
Kita harus pandai memilih, bukankah kita adalah ummat terbaik??
Coba kita simak perjalanan hidup Rasulullah penuh dengan cobaan,
hinaan, de el el. Tapi beliau sabar menghadapinya sekaligus tetap
berjuang menyadarkan manusia untuk mengesakan Allah swt, dan cahaya
revolusi itu pun berawal dari rumah beliau, di mana cahaya itu menyebar,
memberikan energi baru ke seluruh penjuru dunia, berkat kesabaran,
ketekunan beliau.
Sampai kini nama beliau tetap mulia dan terpilih menjadi pemimpin yang sukses di muka bumi.
Saudaraku yang kucintai karena Allah. Rasa sakit, perih, sakit hati,
kekecewaan dan kesedihan bukanlah sesuatu yang kita cari. Jalan terbaik
yang harus kita pilih bila suatu saat hal itu kita temukan adalah
bersikap seperti halnya kerang belia.
Menghadapi kenyataan dan tahan rasa sakit dengan penuh kesabaran.
Saya dan anda, kita semua.. Mari qt tunjukkan pada dunia bahwa kita
memang adalah ummat terbaik, kuntum khairu ummah.. Wallahu’alam.
Sumber:
http://www.eramuslim.com/oase-iman/rakhmawati-aulia-kesabaran-membawa-kebahagian.htm
0 komentar: