Ketenangan Itu Ada Dalam Ramadhan

Oleh Mamah Hikmatussa'adah
Manusia mana yang tidak merasa gembira, senang dan suka cita ketika menyambut datangnya Ramadhan, pastilah semua bahagia menyambutnya. Semua itu karena kita sebagai manusia pasti akan kembali pada titik-titik tertentu dimana kita akan kembali mencari induk kita, pencipta kita, Rabb kita, yakni Allah SWT.
Ada masanya dimana kita akan sangat merindukan pencipta kita, dan pastilah kita akan kembali pada Nya di akhir perjalanan kehidupan kita. Dan inilah saatnya, perasaan rindu itu muncul ke permukaan, perasaan yang terpendam jauh di dasar samudra bernama hati kini perlahan menampakkan cahayanya.
Semua rumah Alloh baik yang di tengah pusat kota bahkan di pelosok-pelosok negeri yang tak pernah dijamah pun kini penuh diisi oleh para pencari Tuhan yang sedang kehausan mencari air keimanan yang selama ini sulit digapai. Bagai jiwa yang brgejolak, mereka berlari, berbaris ingin menempati shaf terdepan, mengantri dengan sabar untuk dapat berjumpa denganNya.
Mereka temukan ketenangan di sana, ya ketenangan dari seluruh persoalan dunia yang menghimpit, ketenangan dari hingar bingar yang tak hentinya menyambar, ketenangan jiwa dan ruh untuk kembali kepada fitrahnya.Ada ketenangan yang kita cari selama ini, dan hanya ada dalam Ramadhan-lah kita bisa menemukannya.
Mereka menanggalkan sementara urusan dunia mereka demi berdiri tegak untuk menatap wajah sang penciptanya. Mereka rela berpeluh keringat, hanya demi sebait kerinduan yang selama ini mereka nantikan. Tak pandang si kaya atau si miskin, si elok atau si buruk rupa, semua sama di hadapan Nya kini, semua berlomba memuji, mengagungkan, memohon padaNya dan berlomba bermunajat padaNya untuk mendengarkan kisah kerinduannya yang dipendamnya selama ini.
Setahun lamanya menanti dan Alloh hanya ciptakan satu pertemuan dalam satu bulan bernama Ramadhan untuk menjamu para tamuNya dengan suguhan kenikmatan yang tiada tandingannya.
Marhaban yaa Ramadhan.
Bulan mulia itu telah datang, mari rengkuh ia, dan jangan biarkan ia pergi begitu saja. Mari raih kenikmatan di dalamnya. Ada cinta di sana, ada kasih sayang bagi sesama, ada kepedulian untuk semua, dan ada kesucian nan fitri pada akhir perjalanannya.
Marhaban yaa Ramadhan.
Biarkan jiwa ini menemui penciptanya, dibelai mesra dan dimanjakan oleh kenikmatan yanag hakiki. Bebaskan segenap penat dan gundah gulana, berikan kepada Nya, dan rasakan ketenangan saat hati kita dekat dengan Nya, saat raga tunduk pada semua aturan Nya..
Yaa Rabb, jadikan sepuluh hari pertama ramadhan ini sebagai ramadhan yang penuh keberkahan, limpahan ramat dan kasih sayang, dan sampaikan pula kepada fase ramadhan sepuluh hari kedua, dimana maghfiroh Mu yang luas senantiasa membelai dan merengkuh kami atas segala kesalahan kami, dan jadikan kami sebagai pemenang finalis ramadhan di sepuluh hari terakhir Mu ya Alloh, karena kami berharap tak terjangkau oleh jilatan api neraka.
Aamiin.